Kapan Doa Saya Dikabulkan?
Kali ini Saya mau berbagi pengalaman tentang kapan sih doa kita di kabulkan? kok lama ya belum di kabulkan? apa doa-doa Saya tidak dikabulkan?
Keyakinan
Hal ini tentu berkaitan dengan keyakinan diri kita sendiri ketika berdoa. selama ini bagaimana Saya meminta kepada Nya? sudah sejauh mana hubungan Saya dengan Nya? atau jangan-jangan Saya hanya mengingat Nya ketika Saya mengalami kesempitan?
Lalu Saya lupa ketika sudah di lapangkan? Hal-hal semacam ini patut kita renungkan…
Itulah yang saya alami sekitar Tahun 2015. dan mungkin teman-teman juga mengalami hal yang sama. Dari berbagai pernyataan di atas pula membuat Saya semakin sadar kapan doa-doa saya di kabulkan.
Sudah Pantaskah?
Ya, Saya semakin sadar diri kapan waktu yang tepat meminta (berdoa) sesuai apa yang Saya butuhkan.
Jadi begini gaes…
Ketika kita meminta sesuatu kepada Nya, apapun itu… Sebelum berdoa, cobalah tanyakan pada diri sendiri dulu apa kita sudah pantas meminta kepada Nya?
Sudah pantaskah kita menerima apa yang kita pinta?
Jadi begini, contoh Saya. ketika berdoa Saya pernah meminta kepada Nya tapi Saya tidak memahami kapasitas diri Saya sendiri. apakah Saya sudah pantas menerimanya? apakah saya sudah sanggup menanggung segala sesuatunya?
Sekitar Tahun 2015 Saya butuh uang Rp.15,000,000 tanpa pinjam dari siapapun. murni saya berharap dapat dari proyek. berdoa 1x setelah sholat hajat di 1/3 malam tidak sampai 3 hari doa tersebut dikabulkan. Saya dapat 4 proyek web design dari 3 klien berbeda.
Dengan total nilai proyek Rp. 23,000,000 Amazing bukan?
Masalah Muncul
Namun berjalan beberapa hari saya mendapati kendala ; sakit. iya, tiba-tiba badan saya ngedrop. karena sering begadang membuat kondisi tubuh saya semakin melemah. mau tidak mau Saya menyewa jasa orang lain agar proyek ini selesai tepat waku. singkatnya, Saya ditipu. benar-benar diluar perkiraan.
Uang proyek yang sudah Saya bayarkan ke orang tersebut entah dibawa kemana. sampai sekarang tak jelas jejaknya. karena kita hanya deal via WhatsApp (kebetulan jauh, luar kota) jadi jaminannya hanya kepercayaan saja.
Sempat pending hampir 2 bulan, pikiran ruwet, badan semakin ngga enak, dan pada akhirnya proyek tersebut saya batalkan. uangnya saya kembalikan ke client utuh. Bahkan saya nombok beberapa juta.
Di balik Makna
Lalu apa maknanya? Saya tidak prepare jauh-jauh hari, kurang mempersiapkannya. seharusnya Saya mempersiapkan Team yang bisa di percaya. kebetulan saat itu Saya sedang tidak punya Team jadi mau tidak mau Saya harus sewa jasa orang lain.
Jadi, maknanya adalah…
Sederhananya begini : Saya mau beli beras 5KG, wadahnya harus lebih besar dari pada cangkir. sedangkan saya hanya punya cangkir, jadi mau ngga mau Saya harus pinjam orang lain yang wadah-nya lebih besar. analogi sederhananya kira-kira begitu 🙂
Sadar Diri
Lalu bagaimana caranya agar kita siap? Allah pasti mengabulkan doa hamba-hamba Nya cepat atau lambat. hanya saja kita tidak menyadari, tidak mempersiapkan diri.
Sadar diri & Pantaskan diri kalau kita memang pantas menerima dari Nya. gali lebih dalam tentang diri sendiri. jangan terlalu cepat menyalahkan keadaan, tapi kita sendiri lah yang seharusnya sadar dengan keadaan. apapun itu.
UAS pernah berceramah isinya kira-kira begini…
” Sediakan cawan yang bersih maka Allah akan menurunkan rahmatnya kepadamu “
Ibaratkan kita ini cawan/tempat minum. kalau cawannya masih kotor ya dicuci dulu. kalau kita masih berdosa ya bertaubat dulu.
Bersyukur
Bersyukur atau menysukuri hari ini itu memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Saya berulang kali sulit sekali menerima keadaan yang seharusnya menurut saya tidak terjadi. tapi mau bagaimana lagi? kita hidup di dunia ini ibarat wayang, mau jalan kemana kalau dalangnya ngga menghendaki ya ujung-ujungnya di belokkan sesuai kemauan dalangnya.
Perdalam makna bersykur. minimal ngga menjadi beban terus-terusan. ikhlas, bersyukur, mudah di ucapkan ngga mudah dijalankan dan belajarnya seumur hidup. sekarang mungkin bisa, besok, lusa, atau kapanpun, akan ada tantangan baru. siapkan diri, pantaskan diri.
Bijak Itu Pilihan
Teman-teman pasti pernah melihat orang dewasa tapi kelakuannya atau pemikirannya kayak ngga sinkron dengan usianya. dimana faktor usia secara umum bisa menjadi indikator karena sudah mengalami banyak hal/pengalaman hidup.
Beberapa kali Saya pernah kenal orang model ini. salah satunya mantan rekan kerja Saya. orang ini usianya sudah kepala 4. singkatnya, sebenarnya orang ini baik secara umum dan pekerjaannya bagus, hasilnya bagus tapi selesainya lama dan mudah tersinggung.
Sudah 1 tahun bekerja dikantor ini secara remote.
Suatu hari dia di panggil Bos agar bisa ngantor. dan ditempatkan dalam satu Tim tujuannya agar bisa saling mengenal dan bekerja sama. dia ini programmer…
Agar proyek ini cepat selesai karena sudah hampir setahun belum selesai. si Bos mengajak diskusi dengan mantan rekan Saya ini. disuruh milih kandidat baru yang sesuai dengannya agar bisa saling bekerja sama.
Tapi dia ngotot ngga mau, mau dikerjain sendiri karena alasannya sayang uangnya, boros duit. (dalam hati Saya: lu ngapain mikir itu, lah si Bos aja ngga keberatan). setelah kejadian itu sempat alot hampir 3 bulan. endingnya dia mengundurkan diri (resign).
Jadi ini menurut Saya ngga bijak menghadapi masalah. dewasa menurut kepentingan dia, tapi ngga untuk kepentingan bersama.
Sama halnya dengan kita. bijak itu masih menurut kita saja atau bagaimana? banyak-banyak ngobrol sama orang lain. sedikit banyaknya pasti ada insight yang bisa kita ambil. atau kalau ngga, bisa nonton film, baca-baca blog, dsb. intinya jangan menutup diri. dunia ini luas brader!
Ngga cuma masalah benar dan salah. tapi disitu ada juga bijak (penengah antara benar & salah).
Berdoa Sebanyak-banyaknya
Berdoa tidak cukup 1x 2x 3x tapi seumur hidup. karena kita tidak tahu doa mana yang dikabulkan. Ibaratnya, berdoa itu seperti naik sepeda. terus mengayuh sejauh apapun.
Kewajiban kita hanya berdoa & berusaha, hasilnya biar Allah yang menentukan. kalau hasilnya diluar harapan kita, percayalah itulah yang terbaik. Manusia punya keterbatasan memahami tapi Allah tidak. Allah lebih tahu kapan kita membutuhkan sesuatu. yang penting jangan berprasangka buruk sedikitpun sama Allah. karena Allah punya sifat :
Sesungguhnya Aku sesuai prasangka hamba-hamba Ku. ∼ Hadist Qudsi
Mudah-mudahan setelah ini kita jadi lebih sadar diri dan merasa pantas menerima ketika meminta kepada Nya. Ngga enak loh sudah di kasih tapi kitanya yang belum siap dan memantaskan diri.
Jarvis - Inovasi Teknologi AI
Manfaatkan solusi praktis menyelesaikan beragam pekerjaan Anda 10x lebih cepat dan efisien. Jarvis AI membantu para Content Writer, SEO, Ads Manager, Data Analyst, Business Intelligence, Copywriter, sampai Tenaga Pendidik. bagaimana caranya?
Akses Jarvis →